Minggu, 16 Mei 2010

Panduan Geoteknik (Lengkap)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panduan Geoteknik ini dan seri lainnya diperuntukkan para praktisi di lapangan dengan maksud memberikan pedoman dan petunjuk dalam disain dan pelaksaan konstruksi jalan di atas tanah lunak. Berbagai panduan yang dibuat, sangat cocok untuk diterapkan dalam disain berbagai tipe jalan, mulai dari Jalan Nasional hingga Jalan Kabupaten

1. Panduan Geoteknik 1 link 1 atau link2

2. Panduan Geoteknik 2 link 1 atau link2

3. Panduan Geoteknik 3

4. Panduan Geoteknik 4

Sumber : Pusat Litbang Prasarana Transportasi, Dinas Pekerjaan Umum

Tipe patok Pengaman Jalan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang tipe tipe patok pengaman dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).

TIPE PATOK PENGAMAN JALAN


Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Contoh Rigid Pavement

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bagi teman-teman yang ingin mendapat tambahan ilmu tentang detail penulangan rigid pavement (jalan beton) dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).

RIGID PAVEMENT AUTOCAD

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Rumah Tipe 36.72

Bagi yang ingin membangun rumah tipe 36.72 dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).

1. Denah Rumah
2. Rencana Atap Rumah
3. Tampak Samping Kanan dan Kiri
4. Tampak Belakang dan Depan
5. Potongan A-A dan B-B
6. Rencana Pondasi Rumah

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Rumah Tipe 36.84

Bagi yang ingin membangun rumah tipe 36.84 dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).

1. Denah Rumah
2. Rencana Atap Rumah
3. Tampak Samping Kanan dan Kiri
4. Tampak Belakang dan Depan
5. Potongan A-A dan B-B
6. Rencana Pondasi Rumah

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Jumat, 14 Mei 2010

Bangunan Mushola Kayu

Bagi yang ingin membangun mushola (bahan kayu) dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).

1. Denah Mushola

2. Skema dan Rangka Atap

3. Rencana Tampak

4. Rencana Tiang Pancang, Lantai dan Gelagar

5. Potongan A-A dan B-B

6. Detail Pintu dan Jendela

7.Detail Kuda kuda

Bangunan masjid satu dan dua tingkat (struktur beton) insya ALLAH segera kami munculkan di blog ini.

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Rumah Tipe 70.120

Bagi yang ingin membangun rumah tipe 70.120 dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).
1. Denah Rumah
2. Rencana Atap Rumah
3. Tampak Samping Kanan dan Kiri
4. Tampak Belakang dan Depan
5. Potongan A-A dan B-B
6. Rencana Pondasi Rumah

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Rumah Tipe 70.150

Bagi yang ingin membangun rumah tipe 70.150 dapat mendownload filenya dalam bentuk DWG (AUTO CAD).
1. Denah Rumah
2. Rencana Atap Rumah
3. Tampak Samping Kanan dan Kiri
4. Tampak Belakang dan Depan
5. Potongan A-A dan B-B
6. Rencana Pondasi Rumah

Semoga gambar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, SARAN DAN MASUKAN ADALAH PERMATA BAGI KAMI

Bagi yang ingin berinfaq untuk dakwah ILLALLAH dapat mengunjungi muslim.or.id.

Selasa, 04 Mei 2010

BOX CULVERT

Berikut ini contoh desain box culvert (jembatan box) dalam format DWG (AUTO CAD) semoga bermanfaat, contoh gambar yang sudah digunakan di daerah kalimantan timur

http://www.ziddu.com/download/9734281/BOXCULVERTDUAMATA.rar.html

http://www.ziddu.com/download/9734282/BOXCULVERTSATUMATA.rar.html

Semoga bermanfaat

Keajaiban Al Quran

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: AlQur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia.

adab belajar mengajar membaca dan menghafal quran

KEISTIMEWAAN ALQURAN

Kitab suci Alquran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat

dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah:
1. Al quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Alquran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain.


http://www.ziddu.com/download/9734099/adabbelajarmengajarmembacadanmenghafalquran.pdf.html

anak kedua dan pertama






Senin, 03 Mei 2010

MENDIDIK ANAK TAAT SYARIAH

Menjadi orangtua pada zaman globalisasi saat ini tidak mudah. Apalagi jika orangtua mengharapkan anaknya tidak sekadar menjadi anak yang pintar, tetapi juga taat dan salih. Menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah tidaklah cukup. Mendidik sendiri dan membatasi pergaulan di rumah juga tidak mungkin. Membiarkan mereka lepas bergaul di lingkungannya cukup berisiko. Lalu, bagaimana cara menjadi orangtua yang bijak dan arif untuk menjadikan anak-anaknya taat pada syariah?
Asah Akal Anak untuk Berpikir yang Benar
Hampir setiap orangtua mengeluhkan betapa saat ini sangat sulit mendidik anak. Bukan saja sikap anak-anak zaman sekarang yang lebih berani dan agak ‘sulit diatur’, tetapi juga tantangan arus globalisasi budaya, informasi, dan teknologi yang turut memiliki andil besar dalam mewarnai sikap dan perilaku anak.
“Anak-anak sekarang beda dengan anak-anak dulu. Anak dulu kan takut dan segan sama orangtua dan guru. Sekarang, anak berani membantah dan susah diatur. Ada saja alasan mereka!”
Begitu rata-rata komentar para orangtua terhadap anaknya. Yang paling sederhana, misalnya, menyuruh anak shalat. Sudah jamak para ibu ngomel-ngomel, bahkan sambil membentak, atau mengancam sang anak agar mematikan TV dan segera shalat. Di satu sisi banyak juga ibu-ibu yang enggan mematikan telenovela/sinetron kesayangannya dan menunda shalat. Fenomena ini jelas membingungkan anak.
Pandai dan beraninya anak-anak sekarang dalam berargumen untuk menolak perintah atau nasihat, oleh sebagian orangtua atau guru, mungkin dianggap sebagai sikap bandel atau susah diatur. Padahal bisa jadi hal itu karena kecerdasan atau keingintahuannya yang besar membuat dia menjawab atau bertanya; tidak melulu mereka menurut dan diam (karena takut) seperti anak-anak zaman dulu.
Dalam persoalan ini, orangtua haruslah memperhatikan dua hal yaitu: Pertama, memberikan informasi yang benar, yaitu yang bersumber dari ajaran Islam. Informasi yang diberikan meliputi semua hal yang menyangkut rukun iman, rukun Islam dan hukum-hukum syariah. Tentu cara memberikannya bertahap dan sesuai dengan kemampuan nalar anak. Yang penting adalah merangsang anak untuk mempergunakan akalnya untuk berpikir dengan benar. Pada tahap ini orangtua dituntut untuk sabar dan penuh kasih sayang. Sebab, tidak sekali diajarkan, anak langsung mengerti dan menurut seperti keinginan kita. Dalam hal shalat, misalnya, tidak bisa anak didoktrin dengan ancaman, “Pokoknya kalau kamu nggak shalat dosa. Mama nggak akan belikan hadiah kalau kamu malas shalat!”
Ajak dulu anak mengetahui informasi yang bisa merangsang anak untuk menalar mengapa dia harus shalat. Lalu, terus-menerus anak diajak shalat berjamaah di rumah, juga di masjid, agar anak mengetahui bahwa banyak orang Muslim yang lainnya juga melakukan shalat.
Kedua, jadilah Anda teladan pertama bagi anak. Ini untuk menjaga kepercayaan anak agar tidak ganti mengomeli Anda—karena Anda hanya pintar mengomel tetapi tidak pintar memberikan contoh.
Terbiasa memahami persoalan dengan berpatokan pada informasi yang benar adalah cara untuk mengasah ketajaman mereka menggunakan akalnya. Kelak, ketika anak sudah sempurna akalnya, kita berharap, mereka mempunyai prinsip yang tegas dan benar; bukan menjadi anak yang gampang terpengaruh oleh tren pergaulan atau takut dikatakan menjadi anak yang tidak ‘gaul’.

Tanamkan Akidah dan Syariah Sejak Dini
Menanamkan akidah yang kokoh adalah tugas utama orangtua. Orangtualah yang akan sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya sendi-sendi agama dalam diri anak. Rasulullah saw. bersabda:

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR al-Bukhari).

Tujuan penanaman akidah pada anak adalah agar si anak mengenal betul siapa Allah. Sejak si bayi dalam kandungan, seorang ibu bisa memulainya dengan sering bersenandung mengagungkan asma Allah. Begitu sudah lahir, orangtua mempunyai kesempatan untuk membiasakan si bayi mendengarkan ayat-ayat al-Quran. Pada usia dini anak harus diajak untuk belajar menalar bahwa dirinya, orangtuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia, dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah. Itu sebabnya mengapa manusia harus beribadah dan taat kepada Allah.
Lebih jauh, anak dikenalkan dengan asma dan sifat-sifat Allah. Dengan begitu, anak mengetahui betapa Allah Mahabesar, Mahaperkasa, Mahakaya, Mahakasih, Maha Melihat, Maha Mendengar, dan seterusnya. Jika anak bisa memahaminya dengan baik, insya Allah, akan tumbuh sebuah kesadaran pada anak untuk senantiasa mengagungkan Allah dan bergantung hanya kepada Allah. Lebih dari itu, kita berharap, dengan itu akan tumbuh benih kecintaan anak kepada Allah; cinta yang akan mendorongnya gemar melakukan amal yang dicintai Allah.
Penanaman akidah pada anak harus disertai dengan pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap. Proses pembelajarannya bisa dimulai dengan memotivasi anak untuk senang melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah, misalnya, dengan mengajak shalat, berdoa, atau membaca al-Quran bersama.
Yang tidak kalah penting adalah menanamkan akhlâq al-karîmah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya. Jangan sampai luput untuk mengajarkan itu semua semata-mata untuk meraih ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau pamrih duniawi.

Kerjasama Ayah dan Ibu
Tentu saja, anak akan lebih mudah memahami dan mengamalkan hukum jika dia melihat contoh real pada orangtuanya. Orangtua adalah guru dan orang terdekat bagi si anak yang harus menjadi panutan. Karenanya, orangtua dituntut untuk bekerja keras untuk memberikan contoh dalam memelihara ketaatan serta ketekunan dalam beribadah dan beramal salih. Insya Allah, dengan begitu, anak akan mudah diingatkan secara sukarela.
Keberhasilan mengajari anak dalam sebuah keluarga memerlukan kerjasama yang kompak antara ayah dan ibu. Jika ayah dan ibu masing-masing mempunyai target dan cara yang berbeda dalam mendidik anak, tentu anak akan bingung, bahkan mungkin akan memanfaatkan orangtua menjadi kambing hitam dalam kesalahan yang dilakukannya. Ambil contoh, anak yang mencari-cari alasan agar tidak shalat. Ayahnya memaksanya agar shalat, sementara ibunya malah membelanya. Dalam kondisi demikian, jangan salahkan anak jika dia mengatakan, “Kata ibu boleh nggak shalat kalau lagi sakit. Sekarang aku kan lagi batuk, nih…”

Peran Lingkungan, Keluarga, dan Masyarakat
Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anak belumlah cukup untuk mengantarkan si anak menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Anak juga membutuhkan sosialisasi dengan lingkungan tempat dia beraktivitas, baik di sekolah, sekitar rumah, maupun masyarakat secara luas.
Di sisi inilah, lingkungan dan masyarakat memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Masyarakat yang menganut nilai-nilai, aturan, dan pemikiran Islam, seperti yang dianut juga oleh sebuah keluarga Muslim, akan mampu mengantarkan si anak menjadi seorang Muslim sejati.
Potret masyarakat sekarang yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan pemikiran materialisme, sekularisme, permisivisme, hedonisme, dan liberalisme merupakan tantangan besar bagi keluarga Muslim. Hal ini yang menjadikan si anak hidup dalam sebuah lingkungan yang membuatnya berada dalam posisi dilematis. Di satu sisi dia mendapatkan pengajaran Islam dari keluarga, namun di sisi lain anak bergaul dalam lingkungan yang sarat dengan nilai yang bertentangan dengan Islam.
Tarik-menarik pengaruh lingkungan dan keluarga akan mempengaruhi sosok pribadi anak. Untuk mengatasi persoalan ini, maka dakwah untuk mengubah sistem masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam mutlak harus di lakukan. Hanya dengan itu akan muncul generasi Islam yang taat syariah. Insya Allah. []

BOX:

Sembilan Tips Mendidik Anak Taat Syariah
Tumbuhkan kecintaan pertama dan utama kepada Allah.
Ajak anak Anda mengidolakan pribadi Rasulullah.
Ajak anak Anda terbiasa menghapal, membaca, dan memahami al-Quran.
Tanamkan kebiasaan beramal untuk meraih surga dan kasih sayang Allah.
Siapkan reward (penghargaan) dan sakgsi yang mendidik untuk amal baik dan amal buruknya.
Yang terpenting, Anda menjadi teladan dalam beribadah dan beramal salih.
Ajarkan secara bertahap hukum-hukum syariah sebelum usia balig.
Ramaikan rumah, mushola, dan masjid di lingkungan Anda dengan kajian Islam, dimana Anda dan anak Anda berperan aktif.
Ajarkan anak bertanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban untuk dirinya, keluarganya, lingkungannya, dan dakwah Islam.
sumber : http://baitijannati.wordpress.com/2007/02/04/mendidik-anak-taat-syariah/

Minggu, 02 Mei 2010

Spesifikasi Penguatan Tebing

Buku Spesifikasi ini dimaksudkan untuk dijadikan pegangan bagi Pembina Jalan dalam merencanakan perkuatan lereng timbunan dan galian pada Jalan Perkotaan, dengan tujuan agar dapat dihasilkan jalan yang lebih baik sesuai fungsinya

Spesifikasi ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan :
(1) Fungsi perkuatan lereng
(2) Jenis perkuatan lereng
(3) Material yang digunakan
(4) bentuk perkuatan lereng

lebih lengkapnya dapat di download di http://www.ziddu.com/download/9707249/13.Penguatan-Tebing.pdf.html

Mari Mendakwahkan Tauhid

Tidak diragukan lagi bahwa tauhid merupakan permasalahan yang paling penting dalam agama ini. Maka mendakwahkannya juga merupakan perkara yang penting yang tidak boleh disepelekan. Namun sangat disayangkan, banyak di antara para dai yang meremehkan dakwah tauhid, mereka justru disibukkan dengan permasalahan lainnya tanpa mempedulikan dakwah yang satu ini. Sementara orang yang berkonsentrasi mendakwahkan tauhid dianggap ketinggalan zaman dan memecah belah umat. Padahal inilah inti dakwah para rasul ‘alaihimus salam.

Bukti Benarnya Tauhid Seseorang

Setelah sesorang bertauhid dengan benar dan berusaha untuk menyempurnakan tauhidnya, kewajiban selanjutnya adalah berusaha untuk mendakwahkan tauhid. Karena keimanan seseorang tidak akan sempurna kecuali jika disertai ajakan dakwah kepada tauhid. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَالْعَصْرِ {1} إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ {2} إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {3}

“Demi masa(1). Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian(2). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran(3).” (QS. Al Ashri :1-3)

Di samping menyempurnakan tauhid juga harus ada ajakan kepada tauhid. Jika tidak, maka ada yang kurang dalam tauhid tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa orang yang meniti jalan tauhid disebabkan dia mengetahui bahwa jalan tauhid adalah jalan yang terbaik. Kalau memang dia benar dalam keyakinannya, maka dia juga harus mendakwahkan tauhid. Mengajak kepada seruan tauhid Laa ilaaha ilallah adalah termasuk kesempurnaan tauhid seseorang, dan tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dia berusaha untuk mendakwahkan tauhid tersebut. (Lihat Al Qoulul Mufiid I/ 82, Syaikh ‘Utsaimin, cet. Darul ‘Aqidah)

Dakwahnya Pengikut Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاوَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَآأَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ {108}

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.” (QS. Yusuf:108)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan Nabi-Nya untuk memberitahukan kepada manusia tentang penjelasan manhaj (metode berdakwah) para nabi dan pengikutnya, yakni berdakwah kepada Allah di atas dasar ilmu. Hal ini menunjukkan barang siapa yang tidak mengajak kepada Allah di atas ilmu maka dia bukanlah pengikut Nabi yang sejati walupun dia seorang fakih yang berilmu.

Yang dimaksud dengan firman Allah أَدْعُوا إِلَى اللهِ (menyeru kepada Allah) adalah berdakwah kepada tauhidullah ‘Azza wa Jallla yaitu dengan beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, serta berdakwah terhadap perkara syariat agama yang lainnya. Sehingga dakwah berlaku untuk orang kafir agar masuk ke dalam Islam dan juga dakwah kepada kaum muslimn yang bermaksiat kepada Allah agar kembali bertaubat kepada Allah, mau melaksanakan perintah, memperingatkan mereka dari syirik dan meninggalkan maksiat. Dakwah tidak hanya terbatas pada mendakwahi orang kafir, bahkan kaum muslimin juga membutukan dakwah. Dakwah bersifat umum, yakni dakwah untuk mengenal tauhid dan lawannya yaitu syirik. (Lihat I’aanatul Mustafiid I/93-94, Syaikh Shalih Fauzan, cet. Markaz Fajr)

Ayat di atas mengandung dua faedah penting :

Pertama. Bahwa yang dimaksud dakwah kepada Allah adalah dakwah kepada tauhid. Inilah yang dipraktekkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke Yaman.

Kedua. Peringatan untuk senantiasa ikhlas dalam berdakwah . Seseorang yang berdakwah harus ikhlas dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah أَدْعُوا إِلَى اللهِ (menyeru kepada Allah), karena kebanyakan juru dakwah sekarang mengajak kepada dirinya dan kelompoknya. (Lihat At Tamhiid hal 65, Syaikh Shalih Alu Syaikh, cet. Daarut Tauhid)

Para Nabi Mendakwahkan Tauhid

Setiap Rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala pasti semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl:36).

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang untuk menujukan ibadah kepada selain-Nya. Allah Ta’ala tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah semata). Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai penutup para Rasul, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah perintahkan,

وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ {25}

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.” (QS. Al Anbiya’:25)”( Fathul Majiid hal 24. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh, cet. Muasasah al Mukhtar.)

Allah Ta’ala berfirman,

شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَاتَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ {13}

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). “ (QS. Asy Syura’:13)

Inilah dakwah seluruh para Nabi, di antara mereka adalah para Ulul ‘Azmi. Mereka berjalan di atas manhaj dakwah yang satu yaitu tauhid. Inilah kewajiban paling agung yang merupakan materi dakwah yang diusung oleh para nabi kepada bani adam apaun kondisi yang mereka hadapi walaupun mereka menghadapi kondisi kaum, negeri, dan waktu yang berbeda-beda. Materi dakwah yang mereka sampaiakn satu yang merupakan kewajiban yang harus ditempuh ketika mengajak manusia kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan ini juga merupakan jalan dakwah yang ditempuh para penerus dakwah rasul. Tidak boleh mengganti dan berpaling dari jalan dakwah ini. (Usus Manhaj Salaf fii Da’wah ilallah hal 86, Syaikh Fawwaz bin Haliil as Suhaimi, cet. Daar Ibnul Qayyim )

Tauhid Asas Perbaikan Umat

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang ingin meninggikan suatu bangunan, hendaklah ia memantapkan pondasinya, menguatkannya, dan harus lebih memperhatikannya. Karena sesungguhnya tingginya bangunan itu sesuai dengan kuatnya pondasi dan kemantapannya. Amal perbuatan serta derajat kemuliaan manusia adalah sebuah bangunan, sedangkan pondasinya adalah iman. Semakin kokoh suatu pondasi akan menghasilkan bangunan yang tinggi dan kuat. Jika suatu bangunan roboh mudah untuk memperbaikinya. Namun jika pondasinya tidak kokoh, bangunan itu tidak akan tinggi dan kuat. Jika suatu pondasi telah hancur, maka bangunannya pun akan roboh . Orang yang bijaksana akan lebih memperhatikan perbaikan pondasi. Sedangkan orang yang bodoh akan meninggikan bangunan tanpa memperhatikan kondisi pondasinya, sehingga tidak berapa lama lagi bangunan itu akan hancur”.

Beliau melanjutkan : “Maka buatlah bangunanmu di atas pondasi iman yang kokoh. Jika rusak bagian dari bangunan yang tinggi maka memperbaikinya lebih mudah bagimu daripada hancurnya suatu pondasi. Pondasi ini terdiri dari dua macam. Pondasi pertama yaitu benarnya pengenalan terhadap Allah, perintah-perintah-Nya serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Yang kedua adalah ketundukan dan ketaatan hanya kepada Allah dan rasul-Nya dengan sebenar-benarnya. Inilah pondasi terkuat yang bisa digunakan oleh seseorang untuk menegakkan bangunannya dan ia bisa meninggikan bangunannya sesuka dia. Oleh karena itu, perkokohlah pondasi bangunan kalian, jagalah kekuatannya dan senantiasalah memeliharanya” (Al Fawaaid hal 149-150, Ibnul Qayyim al Juziyah, cet. Daarul ‘Aqidah)

Contohlah Dakwah Nabi Kita

Barangsiapa yang mau meneliti sejarah Rasulullah shalaallahu ‘alaihi wa salam, dia akan dapat mengambil pelajaran manhaj berdakwah kepada Allah. Bahwasanya yang pertama kali yang diserukan kepada manusia adalah aqidah tentang beribdaha hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya serta meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya, sebagaimana ini merupakan makna dari kalimat Laa ilaaha ilallah.

Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam adalah uswah dalm segala hal . termasuk dalam melaksankan dakwah. Beliau tinggal di Mekah selama tiga belas tahun setelah diutus menjadi rasul, menyeru kepada manusia untuk memperbaiki aqidah dengan menyembah Allah semata dan meninggalakan peribadatan kepada berhala. Seruan ini beliau lakukan sebelum memerintahkan mereka untuk sholat, zakat, puasa, haji, dan meninggalkan kemaksiatan seperti riba, zina, meminum khomer, dan perjudian.

Hal ini menunjukkan dengan jelas kesalahan sebgian jamaah dakwah pada zaman ini yang tidak memprioritaskan aqidah dan hanya mementingkan dakwah terhadap perbaikan akhlak (dengan mengenyampingkan dakwah tauhid, ed). Mereka melihat kebanyakan manusia melakukan perbuatan syirik akbar di sekitar kuburan di negeri-negeri Islam namun tidak mengingkarinya, tidak melarang darinya, baik dengan perkataan, pada saat ceramah, atau dengan tulisan, kecuali hanya sebagian kecil saja. Bahkan terkadang mereka berada di antara barisan orang-orang yang melakukan syirik, bersatu dengan orang-orang yang menyimpang, tidak melarang dan memperingatkan mereka! (Al Irsyaad ilaa shahiihil I’tiqad hal 15, Syaikh Shalih Fauzan, cet. Maktabah Salsabil)

Tauhid Prioritas Utama

Bukti bahwa dakwah tauhid yang seharusnya jadi prioritas adalah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ,

إنك تأتي قوماً من أهل الكتاب فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله ـ وفي رواية: إلى أن يوحدوا الله ـ فإن هم أطاعوك لذلك، فأعلمهم أن الله افترض عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة، فإن هم أطاعوك لذلك: فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة تؤخذ من أغنيائهم فترد على فقرائهم، فإن هم أطاعوك لذلك فإياك وكرائم أموالهم، واتق دعوة المظلوم، فإنه ليس بينها وبين الله حجاب

“Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah –dalam riwayat lain: kepada tauhidullah-. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu setiap siang dan malam. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka kamu jauhilah harta mulia mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzhalimi, karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah” (H.R Bukhari 1395 dan Muslim 19)

Dalam hadist ini terdapat pelajaran tentang tahapan dalam berdakwah, yakni memulai dari yang paling penting kemudian baru yang lainnya. Inilah jalan dakwah para rasul, mereka memulainya dengan dakwah kepada kalimat Laa ilaaha ilallah, karena hal ini merupakan pokok dan asas bangunan agama seseorang. Jika telah kokoh syahadat Laa ilaaha ilallah, maka memungkinkan dibangun di atasanya perkara yang lainnya. Adapun jika syahadatnya belum kokoh, maka tidak bermanfaat amal yang lainnya. Tidak mungkin Engkau memerintahkan manusia shalat sementara mereka masih musyrik, Engkau juga tidak bisa memerintahkan puasa, shodaqoh, menyambung silaturahmi sementara mereka masih menyekutukan Allah, karena Engkau tidak meletakkan asas yang pertama.

Hal ini berbeda dengan kondisi para dai hari ini yang tidak memperhatikan tentang dakwah terhadap syahadat Laa ilaaha ilallah. Mereka mengajak manusia untuk meninggalkan riba, bergaul dengan baik sesama manusia, berhukum dengan hukum yang Allah turunkan, dan permasalaha yang lain, namun mereka tidak mengingatkan tentang perkara tauhid dan tidak memperhatikannya seolah-olah ini bukan sesuatu yang wajib. Bagaimana pun mereka susah payah berjuang namun amalan mereka tidak bermanfaat sehingga mereka memperkokoh pondasi dan pokok yang mendasari perkara-perkara agama yang lain berupa hukum-hukum, sholat, zakat, haji, dan sebaginya. Inilah manjahj para Nabi sebagaimana firman Allah,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (An Nahl:36).(I’aanatul Mustafiid I/ 99-100)

Mengapa para juru dakwah sekarang justru meremehkan hak Allah ini?! Bukankah hak Allah lebih pantas untuk didahulukan? Bukankah dakwah tauhid merupakan kunci dakwahnya para rasul, sebagaimana yang telah Allah abadikan dalam banyak ayat-Nya?

Dakwah Tauhid Dari Awal Sampai Akhir

’Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى مَرَضِهِ الَّذِى لَمْ يَقُمْ مِنْهُ « لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ ». قَالَتْ فَلَوْلاَ ذَاكَ أُبْرِزَ قَبْرُهُ غَيْرَ أَنَّهُ خُشِىَ أَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا. وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ أَبِى شَيْبَةَ وَلَوْلاَ ذَاكَ لَمْ يَذْكُرْ قَالَتْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika sakit yang menyebabkan beliau tidak bisa bangkit lagi, ‘Allah melaknat kaum Yahudi dan Nashrani yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid’.” Aisyah berkata, “Kalau bukan karena itu, niscaya kuburan beliau dipertontonkan, padahal tindakan itu dikhawatirkan akan dijadikannya kuburan beliau sebagai masjid.”(H.R Muslim 529)

Demikianlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memulai dakwahnya dengan tauhid, mengiringi dengan tauhid dan mengakhiri pula dengan tauhid. Dan beliau shalallahu ‘alaihi wassalam senantiasa mewasiatkan umatnya dengan tauhid di akhir hidup beliau.Wasiat merupakan pesan terakhir dalam kehidupan seseorang. Tentunya yang akan disampaikan adalah perkara yang paling utama dan paling penting karena ia tidak akan sempat lagi menyampaikan sesuatu apapun setelah itu. Dari sini dapat terlihat apa yang dianggap paling penting oleh seseorang dalam hidupnya. Demikian pula wasiat para nabi adalah tauhid, yang menunjukkan bahwa yang paling penting bagi mereka adalah tauhid. Allah Ta’ala berfirman,

وَوَصَّى بِهَآإِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبَ يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ {132}

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kalian mati kecuali dalam (keadaan) Islam” (Al Baqarah: 132)

Metode Mendakwahkan Tauhid

Syaikh Shalih Alu Syaikh hafidzahullah menjelaskan bahwa dakwah kepada syahadat Laa ilaaha ilallah adalah dakwah yang terperinci. Ini adalah satu hal yang penting. Banyak orang yang berilmu menyerukan dakwah tauhid secara global. Namun jika datang penjelasan rinci tentang permasalahan tauhid atau syirik mereka menyelisihinya. Demikianlah seharusnya penerapan dakwah tauhid, yakni dakwah yang terperinci, bukan hanya secara global. Adapun kebanyakan orang mereka menyeru dakwah tauhid secara global. Mereka mengatakan :” Kami berpegang teguh dengan tauhid dan berlepas diri dari syirik”, namun tidak menyebutkannya secara terperinci. (Lihat At Tamhiid hal 63)

Inilah yang diterapkan oleh para ulama robbani dalam mendakwahkan tauhid. Contohnya adalah dakwah yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Dapat kita lihat dalam kitab beliau yang sangat bagus yaitu Kitab Tauhid. Dalam kitab ini beliau menjelasakan permasalahan tauhid dan syirik secara terperinci. Kitab ini diangggap oleh para ulama sebagai kitab yang paling bagus dan paling lengkap menjelasakan semua permasalahan tauhid. Oleh karena itu, kaum muslimin, khususnya para dai dan penuntut ilmu, hendaknya mempelajari kitab ini beserta penjelasan para ulama dengan benar dan mengajarkannya kepada umat.

Dakwah Tauhid Memecah Belah Umat?

Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafidzahullah ditanya : Sungguh telah menyebar -Alhamdulillah- seruan kepada manhaj salaf dan berpegang teguh dengannya, akan tetapi ada orang yang mengatakan: “Sesungguhnya dakwah ini (dakwah salafiyah) tidak lain hanyalah akan memecah belah barisan (kaum muslimin, pent) dan mengkoyak-koyakkan, serta menjadikan sebagian mereka memerangi sebagian yang lain. Sehingga mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri dan meninggalkan (memerangi, pent) musuh-musuh mereka yang hakiki. Apakah ini benar, dan apa nasehat Syaikh?

Jawaban :

Ini adalah pemutarbalikan hakekat (fakta), karena sesungguhnya berdakwah kepada tauhid dan manhaj salafus shalih itulah yang mampu menyatukan kalimat, dan menyatukan barisan (kaum muslimin) sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا … {103}

“Dan berpegang teguhlah dengan tali Allah secara keseluruhan, dan jangan kalian berpecah-belah.” [Ali-Imran: 103]

Dan firman-Nya,

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ {92}

” Sesungguhnya ini adadalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka beribadahlah kepadaKu.” [Al-Anbiya: 92]

Maka tidak mungkin kaum muslimin bisa bersatu kecuali di atas kalimat tauhid dan manhaj salaf, karena apabila mereka dibolehkan memilih manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj salaf maka bercerai berai dan berselisihlah mereka, sebagaimana kenyataannya demikian.Siapa yang menyeru kepada tauhid dan manhaj salaf, itulah orang yang menyeru kepada persatuan, sedangkan orang yang menyeru (umat) untuk menyelisihi manhaj salaf maka dialah yang menyeru kepada perpecahan dan perselisihan. Apabila kaum muslimin di atas tauhid dan manhaj salaf, maka mereka berdiri di depan musuh, dalam satu barisan. Dan apabila mereka berpecah-belah dalam berbagai manhaj maka mereka tidak akan mampu menghadapi musuh mereka.
[Disalin dari kitab al Ajwibatu al Mufidah ‘an As-ilah al Manahij al Jadidah, edisi Indonesia Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah, Pengumpul Risalah Abu Abdillah Jamal bin Farihan Al-Haritsi, Penerjemah Muhaimin, Penerbit Yayasan Al-Madinah]

Demikian pembahasan singkat tentang pentingnya dakwah tauhid. Semoga Allah senantiasa membimbing kita di atas jalan tauhid, mempelajari dan mengamalkan serta berusaha semampu kita untuk mendakwahkannya. Khususnya kepada para pengemban tugas dakwah, marilah kita memprioritaaskan dakwah tauhid yang merupakan inti dakwah para nabi dan merupakan poros perbaikan umat. Wallahul musta’an.

Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki

Artikel www.muslim.or.id

BANGUNAN IRIGASI FORMAT DWG

Buat teman2 yang lagi mengerjakan proyek irigasi berikut ini saya sharekan gambar-gambar bangunan irigasi yang saya download dari http://mohab.org/dwg-file/ yang terdiri dari

http://www.ziddu.com/download/9703870/bangunansadap.rar.html

http://www.ziddu.com/download/9703871/bendung.rar.html

http://www.ziddu.com/download/9703872/bangunanbagi.rar.html

http://www.ziddu.com/download/9703873/jembatandesa.rar.html

 http://www.ziddu.com/download/9703983/lainlain.rar.html

semoga bermanfaat